Hari II di Surabaya...banyak tempat yang perlu dikunjungi. Tapi aku dan Pak Hadi memutuskan untuk pergi dulu ke Jembatan Suramadu terlebih dahulu pagi ini. Jembatan Suramadu merupakan jembatan penghubung antara Surabaya dan Madura, makanya dinamakan Suramadu : Surabaya - Madura. Berangkat dari hotel Brantas kira-kira jam 8 pagi. Sebelum memasuki pintu gerbang Jembatan Suramadu, kita diharuskan membayar terlebih dahulu. Mirip seperti jalan tol. Tapi biaya masuknya Rp 30,000. Mahal? Harusnya tidak. Karena biasanya jika mau menyebrang dari Surabaya - Madura atau sebaliknya, harus menggunakan feri. Dan biayanya berkirsar Rp 200,000 untuk sekali trip. Dengan adanya jembatan ini, kita tidak perlu lagi menyeberang dengan menggunakan feri.
Akhirnya masuk juga ke tengah-tengah jembatan. Suasana jembatan masih sepi. Ada beberapa mobil dan motor yang melintas jembatan. Mumpung masih sepi, kata Pak Hadi bisa foto-foto. Soalnya kalo udah siangan dikit, banyak polisi yang patroli. Maklum...namanya juga barang baru. Orang-orang banyak yang berhenti di tengah jalan untuk berfoto dengan Jembatan Suramadu. Akhirnya kuputuskan untuk berhenti dulu sementara dan meminta tolong Pak Hadi untuk mengambilkan beberapa buah foto. Yang paling nekad, diriku langsung menyebrang ke tengah jembatan, ke arah mobil yang berlawanan, dan minta difotokan di tengah-tengahnya.
Sesampainya di Pulau Madura, aku harus menentukan tujuan selanjutnya. Mau kemana? Apakah di Madura ada objek wisata? Seharusnya ada Karapan Sapi di sana. Tapi menurut pak Hadi, lagi gak ada acara, sehingga kemungkinan tidak ada Karapan Sapi. Sehingga kuputuskan untuk kembali lagi menuju Surabaya melewati Jembatan Suramadu. Untuk kedua kalinya aku membayar uang masuk jembatan Suramadu lagi. Rp 30,000. Di tengah jalan aku menemukan sebuah mobil polisi yang sedang berpatroli mengawasi supaya jangan ada pengendara yang berhenti untuk foto-foto..Hehehe..untungnya tadi pagi sudah ambil sesi foto. Jadi tidak perlu takut lagi tidak bisa berfoto di Suramadu...
Tujuan selanjutnya adalah Pantai Ria kenjeran. Letaknya gak jauh dari Jembatan Suramadu. Sekitar 30 menit perjalanan saja rasanya. Tiket masuknya sendiri Rp 7,500. Bingung juga pas sampe di sana. Sepanjang jalan di area pantai Kenjeran hanya ada jalanan saja. Lantas pantainya di sebelah mana? Di ujung jalan terlihat penjual souvenir yang terbuat dari kerang...hm..nampaknya bagus juga buat oleh-oleh.. Akhirnya aku turun dari mobil dan melihat-lihat barang yang dijajakan. Sambil melihat-lihat, ada segerombolan pemilikk perahu mendekatiku. Mereka menawarkan jasa perahunya untuk mengantarkan aku ke tengah lautan. Awalnya sih mereka nawarnya Rp 200,000. Wuihhhh mahal bener...pas lagi liat dompet...busetttt gak punya duit lagi...Cuma pas buat beli souvenir kerang seharga Rp 39,000 (13 gantungan kunci @ Rp 3,000). Tiba-tiba bapak-bapak tadi nurunin harga lagi. Kali ini jadi Rp 150,000. Kupikir seru juga sih naik perahu ke tengah laut...cuma apa daya, isi dompet udah kosong...Lalu kemudian aku berpikir, apakah di sekitar sini ada ATM? hmmm...setelah kutanya, ternyata tidak ada. Harus keluar pantai dulu baru ada ATM. Ketika aku mau naik mobil, si bapak tadi menawar lagi. Kali ini harganya jadi Rp 75,000. Wuahaha...Dari 200 ribu menjadi 75 ribu..Coba kalo aku lebih lama lagi di sana mungkin harganya menjadi Rp 10,000.

Perjalanan akhirnya kulanjutkan lagi. Beli souvenir sudah, tinggal liat isi dalamnya pantai Ria Kenjeran ini. Di sekitar sana terlihat ada 2 Vihara.Kupilih salah satu Vihara saja. Kumasuk ke dalamnya, ternyata dibagi menjadi 3 bagian besar. Bagian pertama adalah semacam teras bagi rumah. Di sana hanya ada pohon-pohon dan tempat untuk duduk. Bagian kedua merupakan ruang utamanya. Di sana banyak tersedia hio dan ruang untuk ibadah. Lalu bagian ketiga, merupakan ruang terbuka, di mana di sana terdapat patung naga beserta 6 buah patung dewa-dewi, termasuk dewi Kwan Im.
Selesai mengunjungi Vihara 1, tiba saatnya melihat-lihat Vihara 2. Letaknya cuma seberang-seberangan. Jadi cukup ditempuh jalan kaki saja. Di Vihara kedua ini terdapat patung besar. Cuma lupa siapa nama patung ini...Dia bermuka 4, menghadap keempat mata penjuru mata angin : Utara, Selatan, Timur, dan Barat. Ternyata di Vihara 2 ini tidak terlalu menarik dan tidak banyak objek yang bisa dilihat. Akhirnya kuputuskan saja untuk kembali ke mobil dan mencari makan siang.
Sebelum menuju tempat makan, aku minta Pak Hadi untuk berhenti di salah satu ATM yang ditemui, supaya aku bisa menarik uang, karena menyadari bahwa di dompet sudah tidak punya uang. Selesai menarik uang dari ATM, siang itu Pak Hadi membawaku ke salah satu tempat makan di sana. Tahu Campur. Harganya lumayan pas di kantong lah. Rp 9,000 per porsi. Total biaya yang harus kukeluarkan untuk porsi dua orang (saya dan Pak Hadi) hanya sebesar Rp 21,000. Kurasa masih cukup murah.
Selesai mengisi perut dengan makanan, saya lanjutkan lagi perjalanan menuju Makam W. R. Soepratman yang letaknya tidak jauh dari sana. Sebuah makam yang cukup luas hanya untuk seseorang saja. Di sana ada penjaga kuncinya, sehingga aku harus menemuinya terlebih dahulu sebelum bisa memasuki areal makam. Makamnya sendiripun sepi. Waktu itu hanya diriku sendiri saja yang mengunjunginya. Di sana, selain terdapat makam Pak W. R. Soepratman, terdapat juga batu ukiran teks naskah asli lagu Indonesia Raya yang terdiri dari 3 bait. Konon katanya sebelum Ibu Megawati menjadi presiden, kondisi makam cukup memprihatinkan, tidak terawat, Namun semenjak Ibu Mega jadi Presiden, kondisi makam menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selesai mengunjungi tempat makam, maunya sih kasih tip buat si penjaga, karena untuk masuk ke dalam makamnya gak dikenakan biaya sama sekali. Cuma apa daya, karena abis dari ATM, gak ada duit kecil, jadinya membatalkan niat untuk ngasih ke dia. Maaf ya, bu.
Perjalanan selanjutnya adalah menuju kantor travel, untuk memesan tiket pulang ke Jakarta. hal ini kulakukan karena kalau naik kereta perbedaan waktu antara check out dengan jadwal keberangkatan kereta terlalu lama, dan kemungkinan sampe Jakarta pagi sekali. Jadinya kuurungkan niatku untuk pulang naik kereta, sehingga kuputuskan untuk naik pesawat. Di sana tinggal tersedia pesawat Batavia jika mau pulang hari Jumat jam 2 siang. Jadwal check out dari hotel adalah jam 12 siang. Jadi kurasa selisih waktunya tidak terlalu jauh, sehingga kuputuskan saja untuk membeli tiket pesawat Batavia tersebut dengan harga Rp 550,000.
Seusai membeli tiket pulang hari Jumat, aku putuskan untuk kembali dulu ke hotel karena sorenya aku berjanji untuk bertemu dengan sesorang (misi utama untuk pergi ke Surabaya). Malu dong udah mau janjian mau ketemuan, tapi bau keringat karena aktivitas setengah hari itu.
Setelah beberes di hotel, jam 13.30 aku meminta pak hadi untuk mengantarkanku ke tempat tujuan, yaitu di Jl Raya Mastrip 856 karangpilang-Warugunung. Janjiannya sih jam 14.30. Tapi ternyata jam 14.19 sudah tiba. Jadi terpaksa nunggu, karena teman yang ingin kutemui masih bekerja.
Tak lama menunggu, akhirnya tiba juga orangnya datang menemui aku dan mengajaknya masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu di dekat jalan. Setelah itu kami meluncur ke CiTo (City of Tomorrow), sekalian karena aku belum pernah mengunjungi tempat tersebut. Lumayan besar juga mallnya. Tapi kurang lebih hampir sama aja sama mal-mal yang ada di Jakarta. Ternyata teman yang kuajak serta untuk bertemu juga belum pernah mengunjungi mall ini. Jadi akhirnya kami memutuskan untuk mengobrol di Food courtnya saja. Setelah selesai memesan makanan, akhirnya kami berbicara serius di sana sambil makan. Di sana kuutarakan maksud sebenarnya tujuanku pergi ke Surabaya dan maksud-maksud lainnya. Selesai mengobrol kami lalu kembali ke parkiran untuk mengantarkan temanku ini pulang ke rumahnya. Ternyata kami mengobrol cukup lama juga. Mungkin kurang lebih 2.5 - 3 jam kami di dalam.
Pulang dari sana sudah cukup gelap, tapi ternyata temanku belum mau pulang ke rumah. Masih mau ke warnet dulu untuk mengecek email. Warnetnya sendiri posisinya dekat sama rumahnya. Jadi aku hanya mengantarkan dan berpisah di warnet saja, dan akhirnya aku langsung kembali menuju hotel. Waktu itu kira-kira sudah jam jam 19.00. Semoga perjalananku kali ini membawa hasil yang memuaskan, karena tujuan utama pergi ke Surabaya sendiri sudah tercapai dan membutuhkan pengorbanan yang cukup besar. Waktu, tenaga, materi, dan lain-lain..
Kira-kira itulah perjalananku di Surabaya hari II, semoga kisah ini dapat memberikan sebuah inspirasi bagi para pembaca. Selanjutnya, masih bersambung kisahku di hari III. Tapi untuk Hari II rasanya sudah cukup kuakhiri saja, karena setibaku di hotel, aku hanya beristirahat saja di sana, istirahat setelah setengah hari berjalan-jalan mengitari Surabaya dan sekitarnya. Sekian dan terima kasih.