The Internet Explorer 6 Countdown

Minggu, 08 November 2009

Entering the new world

Masa depanku kali ini rasanya akan ditentukan mulai besok. Setelah 3 tahun selesai kuliah, besok aku akan mempelajari sesuatu yang baru. Sesuatu yang belum pernah kupelajari sama sekali. Besok aku akan memasuki dunia baru. Dunia yang berkelut dengan safety dan health.

Entah, merupakan suatu keberuntungan untuk diriku atau beban. Seharusnya aku menerima ini sebagai hadiah dari perusahaan atas setahun masa kerjaku. Tapi aku merasa ini sebagai beban yang berat. Beban...memang itulah yang sesungguhnya kurasakan saat ini. Banyak orang menginginkan hal yang aku dapatkan kali ini. Sesuatu yang mungkin akan lebih berguna bagi mereka dan dunianya. Tapi kenyataan berkata lain. Aku yang ditunjuk oleh perusahaan untuk menerimanya. Mengapa aku? Aku sendiri pun tidak tahu.

Aku tahu, banyak orang yang iri dengan apa yang kudapatkan kali ini. Tapi kali ini aku harus bisa menunjukkan kepada mereka semua, bahwa aku benar-benar bisa dan bukan seperti yang mereka bayangkan, melainkan memang karena kemampuanku. Semoga apa yang kudapatkan selama 16 hari yang akan datang bisa memajukan diriku dan perusahaan tempat aku bekerja...

Jumat, 17 Juli 2009

Surabaya - July 1 2009 (Day II)


Hari II di Surabaya...banyak tempat yang perlu dikunjungi. Tapi aku dan Pak Hadi memutuskan untuk pergi dulu ke Jembatan Suramadu terlebih dahulu pagi ini. Jembatan Suramadu merupakan jembatan penghubung antara Surabaya dan Madura, makanya dinamakan Suramadu : Surabaya - Madura. Berangkat dari hotel Brantas kira-kira jam 8 pagi. Sebelum memasuki pintu gerbang Jembatan Suramadu, kita diharuskan membayar terlebih dahulu. Mirip seperti jalan tol. Tapi biaya masuknya Rp 30,000. Mahal? Harusnya tidak. Karena biasanya jika mau menyebrang dari Surabaya - Madura atau sebaliknya, harus menggunakan feri. Dan biayanya berkirsar Rp 200,000 untuk sekali trip. Dengan adanya jembatan ini, kita tidak perlu lagi menyeberang dengan menggunakan feri.

Akhirnya masuk juga ke tengah-tengah jembatan. Suasana jembatan masih sepi. Ada beberapa mobil dan motor yang melintas jembatan. Mumpung masih sepi, kata Pak Hadi bisa foto-foto. Soalnya kalo udah siangan dikit, banyak polisi yang patroli. Maklum...namanya juga barang baru. Orang-orang banyak yang berhenti di tengah jalan untuk berfoto dengan Jembatan Suramadu. Akhirnya kuputuskan untuk berhenti dulu sementara dan meminta tolong Pak Hadi untuk mengambilkan beberapa buah foto. Yang paling nekad, diriku langsung menyebrang ke tengah jembatan, ke arah mobil yang berlawanan, dan minta difotokan di tengah-tengahnya.

Sesampainya di Pulau Madura, aku harus menentukan tujuan selanjutnya. Mau kemana? Apakah di Madura ada objek wisata? Seharusnya ada Karapan Sapi di sana. Tapi menurut pak Hadi, lagi gak ada acara, sehingga kemungkinan tidak ada Karapan Sapi. Sehingga kuputuskan untuk kembali lagi menuju Surabaya melewati Jembatan Suramadu. Untuk kedua kalinya aku membayar uang masuk jembatan Suramadu lagi. Rp 30,000. Di tengah jalan aku menemukan sebuah mobil polisi yang sedang berpatroli mengawasi supaya jangan ada pengendara yang berhenti untuk foto-foto..Hehehe..untungnya tadi pagi sudah ambil sesi foto. Jadi tidak perlu takut lagi tidak bisa berfoto di Suramadu...

Tujuan selanjutnya adalah Pantai Ria kenjeran. Letaknya gak jauh dari Jembatan Suramadu. Sekitar 30 menit perjalanan saja rasanya. Tiket masuknya sendiri Rp 7,500. Bingung juga pas sampe di sana. Sepanjang jalan di area pantai Kenjeran hanya ada jalanan saja. Lantas pantainya di sebelah mana? Di ujung jalan terlihat penjual souvenir yang terbuat dari kerang...hm..nampaknya bagus juga buat oleh-oleh.. Akhirnya aku turun dari mobil dan melihat-lihat barang yang dijajakan. Sambil melihat-lihat, ada segerombolan pemilikk perahu mendekatiku. Mereka menawarkan jasa perahunya untuk mengantarkan aku ke tengah lautan. Awalnya sih mereka nawarnya Rp 200,000. Wuihhhh mahal bener...pas lagi liat dompet...busetttt gak punya duit lagi...Cuma pas buat beli souvenir kerang seharga Rp 39,000 (13 gantungan kunci @ Rp 3,000). Tiba-tiba bapak-bapak tadi nurunin harga lagi. Kali ini jadi Rp 150,000. Kupikir seru juga sih naik perahu ke tengah laut...cuma apa daya, isi dompet udah kosong...Lalu kemudian aku berpikir, apakah di sekitar sini ada ATM? hmmm...setelah kutanya, ternyata tidak ada. Harus keluar pantai dulu baru ada ATM. Ketika aku mau naik mobil, si bapak tadi menawar lagi. Kali ini harganya jadi Rp 75,000. Wuahaha...Dari 200 ribu menjadi 75 ribu..Coba kalo aku lebih lama lagi di sana mungkin harganya menjadi Rp 10,000.

Perjalanan akhirnya kulanjutkan lagi. Beli souvenir sudah, tinggal liat isi dalamnya pantai Ria Kenjeran ini. Di sekitar sana terlihat ada 2 Vihara.Kupilih salah satu Vihara saja. Kumasuk ke dalamnya, ternyata dibagi menjadi 3 bagian besar. Bagian pertama adalah semacam teras bagi rumah. Di sana hanya ada pohon-pohon dan tempat untuk duduk. Bagian kedua merupakan ruang utamanya. Di sana banyak tersedia hio dan ruang untuk ibadah. Lalu bagian ketiga, merupakan ruang terbuka, di mana di sana terdapat patung naga beserta 6 buah patung dewa-dewi, termasuk dewi Kwan Im.

Selesai mengunjungi Vihara 1, tiba saatnya melihat-lihat Vihara 2. Letaknya cuma seberang-seberangan. Jadi cukup ditempuh jalan kaki saja. Di Vihara kedua ini terdapat patung besar. Cuma lupa siapa nama patung ini...Dia bermuka 4, menghadap keempat mata penjuru mata angin : Utara, Selatan, Timur, dan Barat. Ternyata di Vihara 2 ini tidak terlalu menarik dan tidak banyak objek yang bisa dilihat. Akhirnya kuputuskan saja untuk kembali ke mobil dan mencari makan siang.

Sebelum menuju tempat makan, aku minta Pak Hadi untuk berhenti di salah satu ATM yang ditemui, supaya aku bisa menarik uang, karena menyadari bahwa di dompet sudah tidak punya uang. Selesai menarik uang dari ATM, siang itu Pak Hadi membawaku ke salah satu tempat makan di sana. Tahu Campur. Harganya lumayan pas di kantong lah. Rp 9,000 per porsi. Total biaya yang harus kukeluarkan untuk porsi dua orang (saya dan Pak Hadi) hanya sebesar Rp 21,000. Kurasa masih cukup murah.

Selesai mengisi perut dengan makanan, saya lanjutkan lagi perjalanan menuju Makam W. R. Soepratman yang letaknya tidak jauh dari sana. Sebuah makam yang cukup luas hanya untuk seseorang saja. Di sana ada penjaga kuncinya, sehingga aku harus menemuinya terlebih dahulu sebelum bisa memasuki areal makam. Makamnya sendiripun sepi. Waktu itu hanya diriku sendiri saja yang mengunjunginya. Di sana, selain terdapat makam Pak W. R. Soepratman, terdapat juga batu ukiran teks naskah asli lagu Indonesia Raya yang terdiri dari 3 bait. Konon katanya sebelum Ibu Megawati menjadi presiden, kondisi makam cukup memprihatinkan, tidak terawat, Namun semenjak Ibu Mega jadi Presiden, kondisi makam menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selesai mengunjungi tempat makam, maunya sih kasih tip buat si penjaga, karena untuk masuk ke dalam makamnya gak dikenakan biaya sama sekali. Cuma apa daya, karena abis dari ATM, gak ada duit kecil, jadinya membatalkan niat untuk ngasih ke dia. Maaf ya, bu.

Perjalanan selanjutnya adalah menuju kantor travel, untuk memesan tiket pulang ke Jakarta. hal ini kulakukan karena kalau naik kereta perbedaan waktu antara check out dengan jadwal keberangkatan kereta terlalu lama, dan kemungkinan sampe Jakarta pagi sekali. Jadinya kuurungkan niatku untuk pulang naik kereta, sehingga kuputuskan untuk naik pesawat. Di sana tinggal tersedia pesawat Batavia jika mau pulang hari Jumat jam 2 siang. Jadwal check out dari hotel adalah jam 12 siang. Jadi kurasa selisih waktunya tidak terlalu jauh, sehingga kuputuskan saja untuk membeli tiket pesawat Batavia tersebut dengan harga Rp 550,000.

Seusai membeli tiket pulang hari Jumat, aku putuskan untuk kembali dulu ke hotel karena sorenya aku berjanji untuk bertemu dengan sesorang (misi utama untuk pergi ke Surabaya). Malu dong udah mau janjian mau ketemuan, tapi bau keringat karena aktivitas setengah hari itu.
Setelah beberes di hotel, jam 13.30 aku meminta pak hadi untuk mengantarkanku ke tempat tujuan, yaitu di Jl Raya Mastrip 856 karangpilang-Warugunung. Janjiannya sih jam 14.30. Tapi ternyata jam 14.19 sudah tiba. Jadi terpaksa nunggu, karena teman yang ingin kutemui masih bekerja.

Tak lama menunggu, akhirnya tiba juga orangnya datang menemui aku dan mengajaknya masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu di dekat jalan. Setelah itu kami meluncur ke CiTo (City of Tomorrow), sekalian karena aku belum pernah mengunjungi tempat tersebut. Lumayan besar juga mallnya. Tapi kurang lebih hampir sama aja sama mal-mal yang ada di Jakarta. Ternyata teman yang kuajak serta untuk bertemu juga belum pernah mengunjungi mall ini. Jadi akhirnya kami memutuskan untuk mengobrol di Food courtnya saja. Setelah selesai memesan makanan, akhirnya kami berbicara serius di sana sambil makan. Di sana kuutarakan maksud sebenarnya tujuanku pergi ke Surabaya dan maksud-maksud lainnya. Selesai mengobrol kami lalu kembali ke parkiran untuk mengantarkan temanku ini pulang ke rumahnya. Ternyata kami mengobrol cukup lama juga. Mungkin kurang lebih 2.5 - 3 jam kami di dalam.

Pulang dari sana sudah cukup gelap, tapi ternyata temanku belum mau pulang ke rumah. Masih mau ke warnet dulu untuk mengecek email. Warnetnya sendiri posisinya dekat sama rumahnya. Jadi aku hanya mengantarkan dan berpisah di warnet saja, dan akhirnya aku langsung kembali menuju hotel. Waktu itu kira-kira sudah jam jam 19.00. Semoga perjalananku kali ini membawa hasil yang memuaskan, karena tujuan utama pergi ke Surabaya sendiri sudah tercapai dan membutuhkan pengorbanan yang cukup besar. Waktu, tenaga, materi, dan lain-lain..

Kira-kira itulah perjalananku di Surabaya hari II, semoga kisah ini dapat memberikan sebuah inspirasi bagi para pembaca. Selanjutnya, masih bersambung kisahku di hari III. Tapi untuk Hari II rasanya sudah cukup kuakhiri saja, karena setibaku di hotel, aku hanya beristirahat saja di sana, istirahat setelah setengah hari berjalan-jalan mengitari Surabaya dan sekitarnya. Sekian dan terima kasih.

Minggu, 12 Juli 2009

Surabaya - June 30 2009 (Day I)

Akhirnya tiba juga di Surabaya...
Waktu baru menunjukkan pukul 05.55. 5 menit lebih cepat dari yang dijadwalkan. Hmm...mau kemana yah?? Tiket pulang belum dibeli, tapi tempat buat menaruh barang-barang juga belum didapat. Jadi kelihatannya kuputuskan saja untuk mencari penginapan yang telah disurvey sebelumnya.

Hotel Brantas. Cuma kira-kira 5 menit menggunakan alat transportasi ojek dari Stasiun Gubeng. Pertamanya sih dia mintanya Rp 20,000. Waaahh..pak, gak bisa gitu dong...deket doang kok. Rp 10,000....akhirnya dia setuju saja. Setelah tiba di Hotel Brantas, coba check in, apakah masih tersedia kamar kosong atau tidak. Ternyata masih ada. Sebelumnya sudah cek harga dari Jakarta. Semalamnya Rp 148,500. Dan ternyata kamarnya gede banget...tapi gak terlalu bersih sih..tapi gak kotor-kotor amat kok.

Hmm..waktu masih menunjukkan jam 6.00. Tiba di kamar akhirnya kuputuskan untuk menghubungi Perusahaan jasa penyewaan kendaraan : Toyota Rent Car. Lumayan murah juga. Rp 260,000 udah termasuk supir, sewa kendaraan dan makan siang supir. Cuma untuk bensin harus tambah sendiri. Kuhubungi mereka, kuminta datang jam 10 aja ah..biar masih ada waktu untuk istirahat.

Jam 10 bertemu dengan supirnya. Namanya Pak Hadi. Saya jelaskan bahwa di Surabaya saya mau mengunjungi seluruh objek wisata yang ada di Surabaya. Dimulai dari yang deket-deket dulu dan terletak di satu daerah. Sambil jalan sambil bingung-bingung juga menentukan mau kemana dulu. Akhirnya tiba pada satu keputusan untuk mengunjungi objek wisata yang pertama : Monumen Kapal Selam. Tapi sebelum pergi ke sana, isi bensin dulu. Dia udah tahu rute-rutenya, jadi dia bisa perkirakan berapa bensin yang harus dibeli. Hari itu cukup Rp 45,000 saja.

Monumen Kapal Selam, di dalamnya terdapat salah satu saksi sejarah terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, yakni sebuah kapal selam yang bisa kita masuk ke dalamnya. Tiket masuknya sendiri sebesar Rp 5,000. Setiap jamnya katanya ada pemutaran film. Kebetulan waktu itu sampe jam 10.30. Jadi masih ada waktu sekitar 30 menit untuk berkeliling dan memasuki bagian dalam kapal selam.

Wow..ternyata bagian dalamnya sempit juga kalau ada beberapa orang di dalamnya. Lalu sekat pemisah yang kecil antara ruang satu dengan yang lainnya juga membuat kesulitan salah satu turis asing yang waktu datang juga ke sana untuk melewatinya. Di sana ada ruang mesin, ruang tidur para prajurit, terus ada kesempatan juga untuk menggunakan periskop, melihat lalu lintas kota Surabaya...hihihi...seru!!! Ada juga ruang untuk masukin senjata torpedo....

Selesai mengamati kapal selam dari dalam, masih tersisa beberapa menit lagi sebelum video dimulai. Ya sudah, kuputuskan saja untuk pergi ke sana. Ruang Video Rama namanya. Ruang ini bentuknya seperti bioskop, tapi hanya dengan kapasitas 30-an orang saja. Di sana kita bisa menyaksikan video bagaimana kapal selam ini waktu itu bertempur dan bagaimana museum kapal selam ini dibangun serta tujuannya dibangun. Filmnya sendiri berkisar 15 - 20 menit saja.

Sehabis dari Museum Kapal Selam, di dekat sana ada Mall. Gak tahu namanya mall apa. Coba aja masukin ke sana. Ternyata yang namanya mall gak jauh beda dengan yang ada di jakarta kok. Cuma di sana mau coba cari Toko Buku. Mau coba mencari buku mengenai Peta Surabaya dan Angkutan umumnya yang lengkap. Eeeh malah ketemu peta Jakarta lengkap dengan rute Busway...hehehe..coba beli juga jadinya deh. Selesai belanja buku di toko buku tiba-tiba perut sudah terasa lapar. Karena niat pengen makan makanan khas kota Surabaya, makanya ditahan gak makan di restaurant di sana. Jadinya beli roti aja buat ganjel perut. Soalnya kalo makan di Restaurant mah di Jakarta juga bisa. Gaji berjuta-juta kok...hehehe...Sombong nih yee...

Selesai belanja buku di mall, akhirnya kuserahkan rute makan siang ke Pak Hadi aja deh. Pokoknya cari makan siang khas Surabaya. Akhirnya diputuskan saja makan nasi Rawon. Cum alupa tempatnya...pokoknya mungkin karena kecil dan kita dateng pas jam makan siang, maka terlihat ramai rumah makan itu. Kupesan nasi rawon 2 porsi. 1 untukku, 1 untuk Pak Hadi. Makan berdua cuma Rp 23,000. Yah..tentukan sendiri mahal murahnya lah...

Habis makan siang, melanjutkan lagi perjalanan. Kali ini menuju kebun binatang Surabaya. Kenapa ke situ? Karena berdasarkan referensi yang kudapatkan, di depan Kebun Binatang Surabaya ada Tugu Suro dan Boyo. Suro artinya Hiu, sedangkan Boyo artinya Buaya. Jadi monumen itu menjadi asal kata kota Surabaya. Selesai berfoto di depan tugu Suro & Boyo, masuklah ke Kebun Binatang. Harga tiketnya sendiri Rp 10,000. Tapi...khusus pelanggan Esia (sebenernya sih gak mau sebut merek...gak dibayar juga sama Esia kok) dapet diskon 30%. Jadinya diriku hanya mengeluarkan Rp 7,000 saja deh...Makanya..kalo jalan-jalan ke Kebun Binatang Surabaya, jangan lupa bawa Esianya yah....(yah...kesebut lagi deh tuh...).

Ternyata cukup banyak juga koleksi Kebun Binatang di sana. Mulai burung puyuh, kura-kura, onta, Orang Utan, Harimau, Gajah, Elang, Beruang, Iguana, Hamster, Kuda Nil, dll. Cukup luas juga areal Kebun Binatangnya, makanya cukup lama juga berada di dalam. Sampe dibilang sama si Pak Hadi, dia pikir gw cuma 2 jam aja di sana. Ternyata katanya udah sampe 3 jam gw berada di dalam...gak berasa lho.

Waktu sudah menunjukkan hampir jam 4 sore. Tadinya habis dari Kebun Binatang, rencananya mau pergi ke Museum Mpu Tantular. Cuma Pak Hadi takut kalo jam segitu Museumnya udah tutup. Akhirnya kuputuskan saja untuk kembali ke hotel untuk mengistirahatkan badan sebentar. Padahal cuma mengunjungi 2 tempat saja, tapi capeknya luar biasa. Ya iya lah...udah semaleman di kereta, istirahat bentar di hotel, langsung jalan.

Jam 5.30 sore akhirnya kulanjutkan lagi perjalanan. Kali ini menuju ke mall. SUTOS, Surabaya Town Square. Pengen tahu aja sih..mall di Surabaya kayak gimana. Pas masuk ke dalamnya, ternyata kurang menarik buatku, karena isinya hampir 80% isinya restaurant semua. Jadi males lama-lama di sana, langung cabut aja ah...Cari kuliner aja di malam hari. Pak Hadi lagi yang menentukan kita kemana.

Akhirnya diputuskan lagi ke suatu tempat. Lupa namanya apa, tapi kalo siang, tempat itu dijadikan bengkel. Nah..kalo malem, dijadikan lahan pencarian bagi para pedagang di sana. Banyak yang menjajakan makanannya di sana berupa warung tenda-tenda gitu. Malah jadi bingung mau makan apa. Jadinya kupesan kembali makan rawon disertai kentang goreng. Soalnya kayaknya makanan khas Surabaya gak banyak juga. Menurutku paling enak cuma Rawon aja..Bumbunya melimpah ruah. SEDAPPP!!!

Selesai makan malam, rasanya aku sudah merasa harus menyudahi acara perjalanan selama 1 hari ini. Akhirnya kuputuskan saja untuk kembali ke hotel lagi. Setibanya di hotel, langsung saja kuselesaikan pembayaran sewa mobil kepada Pak Hadi. Rp 260,000. Setelah itu saya mengingatkan pak Hadi untuk kembali menjemput saya di hotel besok pagi jam 08.00 untuk melanjutkan kunjungan objek wisata di Surabaya lainnya.

Setiba di kamar, hanya beberes saja, mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan untuk kunjungan hari kedua. Mau tidur, ternyata masih harus bertarung dulu sama nyamuk yang terbang melintasi tempat tidur. Hmmm..kalo kayak gini mesti ditepokin satu-satu nih...Banyak juga ternyata. Kira-kira mungkin 10 - 15 nyamuk. Lelah menepok nyamuk, kulanjutkan tidur saja. Walau ternyata masih ada beberapa nyamuk yang masih beterbangan...huh..sudah ah...tinggal tidur aja...

Kira-kira itulah perjalananku selama di hari pertama di Surabaya, masih mau lanjut di hari kedua, hingga Jumat / Sabtu. Hanya berhasil mengunjungi beberapa tempat memang, tapi cukup menguras tenaga. Siap-siap hari kedua...Perjalanan lebih seru!! Foto-foto bisa dilihat di Facebook.


Senin, 06 Juli 2009

Surabaya, 30 Juni - 3 July, 2009 (Part I)

Buat temen-temen yang mau pergi ke Surabaya, ini ada referensinya. Sebenernya gak terlalu jago juga ngasih referensi sih..Cuma sekedar mau berbagi pengalaman aja. Rencana mau pergi ke Surabaya juga sebenernya juga dadakan. Gak ada planning sama sekali. Baru sekedar ngomong-ngomong aja (26 Juni) mau ketemu seseorang di sana, sampe akhirnya kejadian juga pergi ke Surabaya (29 Juni). Just 3 days preparation.. Persiapannya sendiri cuma beli peta Surabaya dari Toko Buku, cari referensi penginapan, sewa kendaraan, dan objek wisata di sana dari internet. Percuma dong udah jauh-jauh pergi ke sana kalo gak ngunjungi objek wisata di sana.

Mulai dari transportasi. Searching dari online tiket pesawat, sampe pertimbangan menggunakan alat transportasi kereta api. Naik pesawat emang cepet, tapi akan menambah biaya penginapan sehari. Pertimbangannya kalau naik kereta, paling gak bisa bermalam di kereta, sehingga bisa saving cost lumayan. Sebagai perbandingan, kalau naik pesawat PP dengan harga yang paling murah, setidaknya habis biaya Rp 1,100,000. Sedangkan kalau naik kereta PP hanya menghabiskan kira-kira Rp 500,000. See...how much we can save from our decision only from transportation. bisa saving 50% lebih!!

Akhirnya gw memutuskan untuk berangkat naik kereta saja dan bemalam di kereta. Beli tiketnya sendiri baru hari Minggu malam. Pas sampe Stasiun Gambir nyari kereta tujuan Surabaya ternyata hampir full semua keretanya dan yang tersisa hanya yang berangkat hari Senin. Padahal pengennya berangkat hari Selasa, supaya persiapan lebih matang. Tapi kenyataan berkata lain. Hari Senin doang yang kursinya masih kosong. Jadi terpaksa beli tiket untuk keberangkatan hari Senin jam 5 sore menggunakan kereta api Bima. Gambar di samping adalah hanya gambar suasana Monas sore hari yang diambil dari dalam kereta yang gw naiki.

Kalau dilihat jadwal di sana, seharusnya kereta Bima berangkat jam 5 sore dan tiba di Surabaya jam 6 pagi. Adapun rute yang dilewati beserta waktu tiba dari yang gw amati adalah sebagai berikut : Gambir (17.15) - Jatibarang - Cirebon - Purwokerto (22.15) - Kemrajen - Yogyakarta (00.40) - Solobalapan (01.35) - Madiun - Kertosono (04.15) - Jombang - Mojokerto - Sb. Gubeng (05.55). Ternyata 5 menit lebih cepat dari yang dijadwalkan walau berangkatnya agak telat.

Ada beberapa referensi tempat penginapan yang gw dapetin, lalu gw coba call ke sana. Dan ini beberapa perbandingan harganya :
  1. Hotel ELMI (Bintang 3) : Rp 410,000/malam
  2. Hotel Sahid Surabaya (Bintang 3) : Rp 400,000/malam
  3. Hotel Royal Regal (????) : Rp 250,000/malam
  4. Hotel Pregolan (Bintang 1) : Rp 202,000/malam
  5. Hotel Tanjung (Bintang 1) : Rp 200,000/malam
  6. Hotel Brantas (Melati 3) : Rp 148,500/malam
Sebenernya masih banyak Hotel Di Surabaya, cuma berhubung lokasi ketemuan antara gw dengan temen gw deketnya sama 5 hotel tadi, maka rasanya referensi hotel ini sudah cukup.
dan akhirnya gw memutuskan untuk menginap di Hotel Brantas. Alasannya simpel. Dekat dengan Stasiun Gubeng. Kedua, murah. Kan gw cuma numpang tidur di hotel. Seharian bakalan pergi keliling Surabaya. jadi agak gak bijaksana mengeluarkan banyak uang kalo cuma dipake buat tidur aja. Dari Stasiun Gubeng ke hotel Brantas menggunakan alat transportasi ojek. Kena biaya ojek Rp 10,000. Walau sebenernya deket, tapi rela aja deh. barang gw kan banyak juga ke sana. Menurut si tukang ojek, hotel Brantas aroma lingkungannya kurang enak, karena lokasinya deket sama Pasar Sayur. Jadi di sana banyak sayur yang udah busuk, dibuang gitu aja di jalanan, diinjek-injek orang. Jadinya busuk dan menimbulkan bau deh.

Nah ini pengalaman gw di Hotel Brantas. Pertama, sepi...Kelihatannya hotel ini kurang diminati oleh para pegunjung. Tapi menurut gw, kamarnya cukup luas kok. Terus gak tercium bau yang gak enak juga kok, tidak seperti yang dibilang oleh si tukang ojek tadi. Karena posisinya udah di dalam hotel. Kedua, untuk kebersihan kamar mandi, yah..lumayan lah untuk kelas melati 3, what do you expect guys?? Intinya sih gak bersih-bersih amat, tapi gak kotor-kotor amat kok. Ketiga, ternyata malamnya baru nyadar kalo di kamar buaaaaaanyaaaakkkkkkk nyamuk. Untung gw penangkap nyamuk yang handal. Jadi lumayan lah bisa nepok nyamuk sekitar 10 - 15 nyamukan lah...

Lalu di sana gw juga sewa mobil untuk pergi jalan-jalan menyusuri kota Surabaya beserta objek wisatanya. Berikut ini referensi untuk jasa penyewaan mobil di sana :
  1. Kijang Speedy Rent Car : Rp 260,000 /12 jam (tidak termasuk BBM, tapi sudah termasuk harga sewa mobilnya dan makan siang drivernya), menggunakan mobil Avansa.
  2. Pink House : Rp 300,000/12 jam (tidak termasuk BBM, tapi sudah termasuk harga sewa mobilnya dan makan siang drivernya), menggunakan mobil Xenia.
  3. Rahayu Trans : Rp 500,000/12 jam (sudah termasuk BBM, harga sewa mobilnya, dan makan siang drivernya), menggunakan mobil Avansa.
  4. Trans9 : Rp 400,000 (sudah termasuk BBM, harga sewa mobilnya, dan makan siang drivernya), menggunakan mobil Avansa.
  5. Pangestu : Rp 275,000/12 jam (tidak termasuk BBM, tapi sudah termasuk harga sewa mobilnya dan makan siang drivernya), menggunakan mobil Avansa.
Nah, dari referensi tadi, maka gw mempercayakan trip kali ini kepada Kijang Speedy Rent Car. Ternyata mobilnya juga bagus, drivernya friendly. Pokoknya puas lah menggunakan jasa mereka. Nah untuk kegiatan selama 3 hari di Surabaya akan gw sambung pada bagian kedua yah. Sabar..sabar..diperlukan lebih dari sekedar niat untuk menuliskan pengalaman gw di Surabaya. Ini aja niatnya udah dari hari Jumat kemarin dan ternyata baru terlaksana 3 hari kemudian. Sabar yah...

Kamis, 05 Februari 2009

Belajar setiap hari

Akhirnya di tahun yang baru ini, baru sempat hari ini mebuat postingan baru lagi. Postingan ini adalah postingan pertamaku di tahun 2009.

Pertama-tama mengucap syukur buat Tuhanku Yesus Kristus yang sudah mengabulkan doaku selama ini : Menjadi karyawan permanen di perusahaanku saat ini : VICO Indonesia. Setelah kontrak selama 2 tahun, akhirnya menjadi permanen juga, walau ternyata harus dipindah ke Kalimantan, dengan jadwal yang cukup unik. 2 minggu bekerja di Kalimantan, dan 2 minggu libur di Jakarta. Walau begitu, kontakku dengan para murid-muridku tetap dijaga. Pada saat jadwal libur di Jakarta, gw tetap mengajar mereka.

Baru-baru ini gw mengajar 2 murid. 1 anak SMU Global, 1 anak SMU Binus.Unik yah...walau telah menjadi guru mereka selama kurang lebih 2 tahun, tetap saja ada bahan yang harus gw pelajari. Contohnya, mengenai anomali air. Ini merupakan sifat keanehan pada suatu zat yang diberi nama air. Sempet pernah inget sih mengenai apa itu anomali air. Tiba-tiba hari ini ada soal mengenai grafik pengaruh suhu dengan volume air. Gw jadi langsung teringat dengan peristiwa anomali ini.

Anomali air merupakan keanehan pada sifat air. Suatu zat akan mengalami penurunan volume bila suhu diturunkan, atau sebaliknya akan memuai jika dipanaskan. Itu sebabnya pemasangan rel kereta api harus dipasang agak longgar. Hal ini bertujuan agar masih ada ruang untuk pemuaian rel jika hari panas. Jika tidak ada ruang, maka yang terjadi akibatnya adalah rel akan melengkung dan berbahaya bagi kereta api yang sedang melintasi rel tersebut.

Begitu pula dengan air. Menurut info yang bisa gw dapetin dari internet, volume air akan menurun seiring dengan diturunkannya suhu. Tapi, begitu suhu mencapai 4 derajad Celcius, volume air akan bertambah. Gw jadi teringat dengan peristiwa waktu gw dulu di SMP. Setiap ada jadwal olahraga di sekolah, pasti 1 hari sebelumnya gw akan membuat es dalam botol plastik ukuran 1 liter. Tujuannya adalah supaya setelah selesai berolahraga bisa mengusir dahaga akibat kelelahan dengan meminum air dingin, dengan harapan es yang dibawa akan mencair setelah selesai berolahraga. Pernah waktu itu mengisikan air pada botolnya sampai penuh. Akibatnya besok pada saat mau di bawa, ternyata es-nya melebihi botolnya, dan mengakibatkan botol tidak bisa ditutup. Belajar dari peristiwa tersebut, maka tiap kali mengisi botol untuk dijadikan es, pasti diisikan tiga per empatnya saja. Tiba-tiba besoknya sudah menjadi penuh.

Hmm...menurut info yang gw dapet juga, ternyata sifat anomali air ini memang bukan kesalahan dari sang pencipta alam semesta ini. Dia menciptakan begitu detail setiap ciptaanNya. Akibat dari sifat anomali air ini, dapat menyelamatkan makhluk yang hidup di bawah air, khususnya pada saat musim dingin tiba. Hal ini tentunya tidak mungkin terjadi di Indonesia. Hal ini banyak ditemui di negara yang memiliki musim dingin. Anomali air ini menjaga setiap makhluk yang ada di bawah air dapat terus menjalankan hidupnya. Kalau tidak, maka mereka akan musnah, karena mati kedinginan, atau tidak tersedia air yang sebagai media hidupnya.

Sifat anomali ini juga mengakibatkan es dapat terapung di air. Hal ini karena pada suhu 4 derajad tadi, volume air berada pada titik yang paling kecil. Akibatnya massa jenis air menjadi besar, yaitu 1 gram/cm3. Sedangkan bila didinginkan lebih lanjut, volume air akan meningkat, sedangkan wujudnya akan mulai membeku. Volume yang meningkat ini menyebabkan massa jenisnya menjadi kecil. Inilah sebabnya mengapa es dapat mengambang di atas air, walau wujudnya adalah padat.

Gw bersyukur sekali sampai hari ini walau sudah mendapat pekerjaan yang tetap, tapi masih bisa mengajar. Karena dengan mengajar, kita dapat terus menerus belajar. Kita sebagai pengajar bukan berarti harus berhenti belajar, tapi sambil mengajar, tetap berusaha juga untuk terus belajar. Supaya ilmu kita menjadi kaya. Selamat terus belajar dari setiap kehidupan yang kita alami setiap hari....